KABARET-Dari Bantaran Rel Kereta Menuju Panggung Pertunjukkan
Cerita Sukses Sahabat Anak Tanah Abang
Hujan deras yang mengguyur kota Jakarta pada hari Jumat (8/11) bukan berarti tidak ada aktivitas di Gedung Teater Usmar Ismail di kawasan Kuningan. Pertunjukkan KABARET diadakan di sini, sebuah persembahan dari anak-anak marjinal Jakarta.
Dengan Sahabat Anak Tanah Abang sebagai tuan rumah, pertunjukan ini dibuka oleh penampilan musik dari adik-adik Sahabat Anak Cijantung dan musikalisasi puisi oleh adik-adik Sahabat Anak Grogol.
Penampilan utama KABARET adalah pertunjukkan drama berjudul Impossible – from impossible to possible, sebuah cerita yang diangkat dari kisah nyata seorang anak perempuan yang hidup di bantaran rel kereta Tanah Abang, tetapi tetap berjuang keras mengatasi kesulitan ini untuk mengikuti pendidikan sampai perguruan tinggi dan akhirnya memperoleh pendidikan di jurusan sekretaris.
Kesulitan hidup di bantaran rel kereta bukan tidak dirasakan oleh anak-anak yang menampilkan pertunjukan; inilah tempat tinggal mereka. Suara bising kereta api yang melintas, tempat tinggal yang sempit di lapak liar dan dibangun di antara tumpukan ban, kardus dan botol plastik, di sanalah mereka tinggal. Tempat dimana mereka berbagi tempat bersama banyak tikus dan panas terik yang memantul dari logam usang rel kereta.
Kisah nyata drama ini didasarkan pada kisah salah satu relawan yang saat ini mengajar anak-anak, yang hidup dalam kondisi yang pernah ia alami sebelumnya di bantaran rel kereta Tanah Abang. Cerita ini tidak hanya menceritakan sebuah kegigihan tetapi juga tentang memberikan kembali kepada anak-anak yang menghadapi rintangan sama seperti yang ia hadapi dulu.
Kisah yang menjadi inspirasi kesuksesan ini ditampilkan di panggung dengan adik-adik komunitas sebagai karakter yang sungguh hidup. Kesempatan untuk anak marjinal berada di panggung Teater Usmar Ismail adalah kesempatan langka dan pengalaman yang akan mengobarkan semangat mereka untuk menjalani kehidupan sehari-hari dan menjadi yang terbaik. “Memberi bagi komunitas” inilah yang menjadi prinsip dasar Sahabat Anak.
Meskipun hujan deras dan menyebabkan kemacetan di Jakarta, banyak orang tetap datang. Malam itu menjadi momen kesuksesan yang menginspirasi para pemain dan pengingat yang kuat bagi para penonton akan kesulitan yang dihadapi oleh sesama kita.
Posted on 11/15/2013, in Bahasa Indonesia, Events, Sahabat Anak News. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.
Tinggalkan komentar
Comments 0