“Rumah Panggung Sehat di dalam Tumpukan Sampah”

_MG_4973

Berawal dari sebuah gerbang besi tua yang terbuka, anda akan bertemu dengan tumpukkan harta karun yang telah dikumpulkan oleh para pengumpul sampah kering dari daerah Pekayon, Jati Asih, dan sekitarnya. Meski biasanya bau tak sedap dan tata letak yang berantakan biasanya identik dengan tempat seperti ini, tetapi ini berbeda. Yang ini cukup bersahabat dengan hidung dan juga mata, tapi dimana kakak-kakak dan adik-adik itu berada? katanya mereka sudah tiba disini.

Tiba-tiba ada suara dari arah atas yang memanggil; “Kak… disini..” tak jauh dari gerbang masuk, tersembunyi oleh tumpukan-tumpukan karung, tampaklah sebuah tangga menuju ‘rumah’ panggung berukuran sekitar 3x5m yang kira-kira terbuat dari bambu dan triplek. Meja-meja belajar lipat dan peralatan yang digunakan untuk aktivitas di tempat ini pun tersusun dengn rapi dan bersih. Kejutan tak berhenti disitu, ternyata adik-adik sudah duduk manis menunggu kegiatan hari itu berlangsung, bahkan sebagian sudah datang satu jam sebelum acara dimulai. “Ini persis seperti di kampung”, kata Kak Cerdik yang asli dari Sumatera Utara. Bagaimana tidak, udara sore yang sejuk dan pemandangan pohon-pohon pisang dari pekarangan sebelah membuat suasananya menjadi sangat nyaman. Pantas saja adik-adik Jati Asih semangat datang ke tempat yang baru beberapa bulan selesai dibangun ini.

‘Krrkk….’ seperti bunyi sesuatu yang mau rubuh, “awas kak hati-hati geraknya nanti rubuh”, komen kakak dari Jati Asih yang disambut tawa oleh hampir semua yang ada disitu. Meski kami harus berhati-hati melangkah dan tidak bisa melompat-lompat saat bermain dan bernyanyi, hal tersebut tidak menyurutkan semangat 35 orang adik, 15 orang tua, dan 17 kakak volunteer. Saat diminta untuk menyebutkan tentang makanan sehat dan menyusun menu sehat dengan kartu bergambar, terkesan bahwa jenis-jenis bahan pangan dan juga menu makanan yang mereka kenal cenderung kurang variatif atau itu-itu saja. Namun, melihat adik-adik dan juga para ibu yang semangat dan tertawa saat diskusi kelompok bersama kakak-kakak pendamping merupakan hal yang sangat berkesan.

Materi tentang prinsip makanan sehat 4B “Bergizi, Berimbang, Beragam, dan Bersih” kali ini dibawakan oleh Kak Imelda, yang sehari-hari bekerja sebagai pengawas kesehatan di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta dan Kak Ayu yang merupakan lulusan dari Fakultas Ilmu Gizi IPB. Ibu-ibu yang hadir menceritakan bahwa sebagian anak-anak mereka susah makan karena menu makanan yang mereka sediakan terbatas. Para ibu terbantu dengan pengetahuan yang baru bahwa banyak sekali ragam bahan makanan yang kaya akan unsur gizi dan cukup mudah didapatkan sehari-hari. Topik tentang bahaya jajan sembarangan juga mendapat respon dari adik-adik dan orang tua, terutama saat dijelaskan tentang bahaya jajanan yang mengandung pewarna berbahaya. Ternyata, minimnya pengetahuan tentang makanan sehat dan ragam bahan makanan yang baik untuk dikonsumsi bagi anak dan keluarga memang menjadi salah satu penyebab dari tidak terpenuhinya hak-hak anak untuk mendapatkan makanan yang sehat.

Salut dengan para ibu di Jati Asih yang ditengah keterbatasannya, selama ini tetap berusaha sebisa mungkin memenuhi kebutuhan anak-anak mereka untuk mendapatkan makanan.Semoga seterusnya tidak hanya sekedar makanan tetapi juga makanan yang mengandung 4B. Bergizi, Berimbang, Beragam, Bersih.

Kegiatanpun diakhiri dengan membagikan paket makanan sehat untuk buka puasa dukungan dari PT. Kalbe Nutritionals dan juga goody bag kotak makan dan botol minum untuk adik-adik.

Terima kasih kami ucapkan kepada PT. Kalbe Nutritionals (Fitbar) yang sudah mensponsori pemberian paket makanan bergizi, masyarakat yang telah mendukung program ini, dan kakak-kakak volunter yang selalu memberikan dukungan untuk Road Show Kampanye Hari Sahabat Anak: Gizi Untuk Prestasi 2016.

About Sahabat Anak

Sahabat Anak is a non-profit organisation that provides quality education and children’s rights advocacy in an effort to encourage and inspire Jakarta’s street children to escape urban poverty. The movement began in 1997 after a group of university students made a commitment to make a difference in the lives of Indonesia's street children. As a volunteer-based organisation, Sahabat Anak aims to involve as many members of the community as possible to help improve the lives of street children.

Posted on 06/23/2016, in Uncategorized. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar