Monthly Archives: Juli 2013

Beauty and Massage Training for Our Teenage Girls

A new learning journey is underway for ten lucky teenage girls who have been identified as marginalized children. Access to training like this is not usually available to them but this program is sponsored and supported by Pan Asia Women’s Association (PAWA) as a part of internship and entrepreneurship program for teenage girls. Funding has been secured to put the girls through a six week professional program in one of two courses.

Five of the girls will undertake training in makeup and hairstyling. The course is very comprehensive and the girls will learn about facial structure, skin anatomy, makeup types, day versus night application, and makeup for TV. The second part of this course focuses on hairdos and products including use of hot rollers, sprays and gels.

The remaining five girls will learn about massage including anatomy, muscle structure, basic and Javanese massage, body scrubs, treatments and masks.

The girls come from as far afield as Depok and Kota Tua and are studying at the Training and Educational Institution Moeryati Soedibyo three times a week.

Their introduction to the courses kicked off with a lesson on attitudes and how a positive outlook is important. With new skills under their belt the girls will certainly have a positive outlook as it leads them to new horizons in future employment.

If you have an opportunity to give marginalized children a better chance through skills training please contact us at info@sahabatanak.com.

image

Pelatihan Kecantikan dan Pijat untuk Remaja Putri

Sebuah pelatihan baru sedang diberikan kepada sepuluh remaja putri marjinal yang beruntung. Akses terhadap pelatihan seperti ini biasanya tidak tersedia untuk mereka, tapi program ini disponsori dan didukung oleh Pan Asia Women’s Association (PAWA), sebagai bagian dari program magang dan kewirausahaan untuk remaja putri. Agar para remaja putri tersebut dapat mengikuti program profesional selama enam minggu dalam satu dari dua kursus yang tersedia, penyelenggara telah mengucurkan dana yang dibutuhkan.

Lima remaja putri akan mengikuti pelatihan di bidang tata rias dan rambut. Kursus tersebut sangat komprehensif karena mencakup struktur wajah, anatomi kulit, tipe riasan, aplikasi siang dan malam, serta tata rias untuk TV. Bagian kedua dari kursus ini berfokus pada tatanan rambut dan produk seperti penggunaan hot rollers, sprays, dan gels.
Sedangkan, lima remaja putri lainnya akan belajar mengenai teknik memijat, termasuk anatomi, struktur otot, pijat dasar dan pijat Jawa, scrubs tubuh, perawatan dan masker.

Para remaja putri yang berasal dari Depok dan Kota Tua ini belajar di Institusi Pelatihan dan Pendidikan Moeryati Soedibyo tiga kali seminggu.

Kursus mereka diawali dengan pelajaran mengenai sikap dan pentingnya pandangan yang positif. Dengan keterampilan baru, para remaja putri ini tentu saja akan memiliki pandangan yang lebih positif karena hal tersebut akan membawa mereka ke ambang batas masa depan yang lebih cerah.

image

Jika Anda ingin memberikan kesempatan yang lebih baik kepada anak-anak marjinal melalui pelatihan dalam berbagai macam bentuk, silakan hubungi info@sahabatanak.com.

Indonesia to be Represented in Soccer in Brazil 2014

DSC00388 2

Doing the work we do means that we are able to contribute to life changing opportunities for marginalised children. An opportunity is on the horizon for up to twenty marginalised Indonesian children to make their country proud when there are selected to represent Indonesia in the Street Child World Cup (SCWC)  in March next year. The children selected to represent Indonesia will travel to Brazil for the event.

Sahabat Anak is one of a number of NGOs that will partner with Street Child World Cup and the lead organisation in Indonesia , Yayasan Transmuda Energy Nusantara Foundation, in the program known as Garuda Baru  – Road to Rio 2014. The program’s slogan is ‘Give chance not change’ by giving opportunities, not money, to street children.

An initial group of about 50 children will be selected from seven provinces—Jakarta, West Java, Yogyakarta, North Sumatra, South Sumatra, South Sulawesi, and East Java. The selection process starts in November 2013.

After selection the children will attend a development camp which will focus on character building, education and of course, soccer skills. Final team selection will consist of two teams—one girl’s team and one boy’s team—in total 16 players between 12 and 16 years of age.

The life perspective of all the children who will attend the camp will change dramatically.

For the final team they will get to represent their country; in an international arena, in a foreign country and in a sport they love.

The biggest hurdle that some of the children will face in their journey is being able to produce a birth certificate for a passport. This is where the advocacy work of Sahabat Anak comes into play with their continual conquest to have the rights of children acknowledged with easy access to birth certificates, education and in this case, a redefining life opportunity.

Indonesia Akan Terwakili di Sepak Bola Brazil 2014

DSC00388 2

Melalui apa yang kami lakukan selama ini, kami berusaha memberikan kesempatan yang mampu mengubah hidup anak-anak marjinal. Kesempatan inilah yang akan segera datang untuk sekitar dua puluh anak marjinal Indonesia, kesempatan untuk membuat negeri ini bangga – karena mereka terpilih untuk mewakili Indonesia di ajang Street Child World Cup (SCWC) pada bulan Maret tahun depan. Anak-anak yang terpilih untuk mewakili Indonesia ini akan terbang ke Brazil untuk mengikuti acara itu.

Sahabat Anak merupakan satu dari beberapa NGO yang akan bekerjasama dengan SCWC dan organisasi ternama di Indonesia, Yayasan Transmuda Energy Nusantara Foundation, dalam program yang dikenal dengan nama Garuda Baru – Road to Rio 2014. Program ini berslogan “Give chance not change”, yang mengajak masyarakat untuk memberikan kesempatan, bukan uang, kepada anak jalanan.

Grup awal akan berisikan 50 anak yang dipilih dari tujuh provinsi – Jakarta, Jawa Barat, Jogjakarta, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, dan Jawa Timur. Proses seleksi ini akan dimulai di November 2013.

Anak-anak yang terpilih kemudian akan menghadiri sebuah perkemahan yang berfokus pada pembentukan karakter, pendidikan dan tentu saja, keterampilan sepak bola. Seleksi tim akhir akan menyisakan dua tim – tim perempuan dan tim laki-laki – yang totalnya berjumlah 16 pemain berusia antara 12 hingga 16 tahun.

Pandangan anak-anak tersebut terhadap hidup mereka pasti akan berubah secara drastis setelah mengikuti acara perkemahan.

Tim akhir akan berkesempatan untuk mewakili Indonesia; di arena internasional, di negara asing dan dalam ajang olah raga yang mereka cintai.

Tantangan terbesar yang akan dihadapi oleh sebagian anak dalam perjalanan ini adalah membuat akta kelahiran untuk pembuatan paspor. Disinilah tim advokasi Sahabat Anak akan berperan, melanjutkan perjuangan gigih mereka dalam memenuhi hak anak untuk mendapatkan akses yang mudah ke pembuatan akta kelahiran, pendidikan, dan dalam hal ini, ke sebuah kesempatan yang dapat mengubah hidup.

Prastival – A Green Success

PRASTIVALIf the small event held on the day of Jakarta’s birthday by a group of street children is anything to go by, Sahabat Anak’s KADO program is certainly going to pay dividends to a whole lot more than the street kids involved.

Sahabat Anak’s Prumpung tutorial program presented their creations from over the past two months in an event called Prastival on 22 June at Sampoerna Strategic Square.

The aim of the KADO program is for marginalised children to create a product, an event or a service of benefit to their community. They have been working on their project with volunteer mentors over the past two months and this group certainly ticked all the boxes with what they created.

Their event included an art auction of original paintings, a handicrafts bazaar made from items they reused or recycled and they also put on a talented and spirited comedy/drama performance. The performance, called Snow White and the Green Forest, was presented by some adorably confident little characters with a very serious underlying message about making their hometown, Prumpung, green again.

Once the curtains closed and the last painting was auctioned off Prastival was over but it is not the end of their project. The proceed they raised on the day are going towards the cost of public garbage bins in Prumpung to encourage everyone to keep their home town green.

The basis of the KADO program is to teach the kids about entrepreneurship, to use their skills and talents, and to work as a team.

The adult volunteers who helped this group of children become entrepreneurial are from the Boston Consulting Group (BCG).  It is heart-warming and admirable to see business enterprises investing their time and energy into helping marginalised children reach for a brighter future

Prastival – Hijau Lingkunganku

PRASTIVALPada 22 Juni 2013 di Sampoerna Strategic Square, Program KADO Sahabat Anak prumpung yang telah berjalan selama dua bulan memamerkan kreasi mereka dalam acara Prastival.

Tujuan dari program KADO ini adalah membimbing adik-adik untuk dapat menciptakan karya atau layanan yang bermanfaat bagi komunitasnya. Selama dua bulan terakhir, adik-adik yang didampingi oleh kakak-kakak voluntir, berhasil menciptakan karya yang berguna bagi lingkungan.

Karya tersebut berupa lelang lukisan dan bazaar kerajinan tangan yang dibuat oleh adik-adik dari sampah dan barang bekas dan kemudian dilelang dalam acara Prastival. Adik-adik juga secara percaya diri menampilkan sebuah pertunjukan lenong berjudul Putri Salju dan Hutan Hijau. Lenong tersebut memiliki makna yang dalam tentang pentingnya lingkungan hijau serta pengutaraan harapan  adik-adik untuk dapat menghijaukan Prumpung.

Ketika acara telah selesai dan lukisan terakhir telah dilelang, Prastival secara resmi telah berakhir namun ini bukan merupakan akhir dari proyek ini, karena dana yang diraih dari lelang dan penjualan kerajinan akan digunakan untuk membangun fasilitas tempat sampah di Prumpung dan diharapkan agar masyarakat dapat terdorong untuk menjaga lingkungan mereka tetap bersih dan hijau.

Inti dari program KADO adalah untuk mengajarkan adik-adik tentang kewirausahaan, dan memberdayakan keahlian, talenta mereka serta untuk dapat berkerja dalam tim. Dalam hal ini adik-adik Sahabat Anak Prumpung berhasil menunjukan kemajuan mereka.

Para voluntir yang telah berbaik hati membantu adik-adik Sahabat Anak Prumpung berasal dari Boston Consulting Group (BCG). Sangatlah menyentuh hati ketika mengetahui bahwa sebuah grup konsultan ternama rela meluangkan waktu dan tenaga mereka untuk membantu adik-adik demi mencapai masa depan yang lebih baik.