Monthly Archives: Maret 2015

Tas Untuk Sahabat: Share for Care

Salam jumpa kembali, Sahabat!

Kali ini kami ingin sharing tentang salah satu mitra Sahabat Anak (SA) yang akan bekerja sama dalam program Tas Untuk Sahabat, yaitu Share for Care yang berlokasi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Share for Care adalah komunitas relawan yang berdiri di tahun 2013 untuk membantu adik-adik usia sekolah di Lombok.

Sekolah di Lombok yang mereka dukung sampai saat ini adalah SD De Koning dan SD Filial Semokan Ruak, Kabupaten Lombok Utara. Jumlah siswa aktif sampai saat ini dari kelas 1 hingga 3 SD adalah 75 anak, dan di bulan Juli mereka akan menerima lagi siswa baru. Melalui kerja sama dengan Share for Care, kami berharap dapat memberikan adik-adik di Lombok Utara tas dan alat tulis guna mendukung semangat belajar mereka dan memompa semangat berbagi kakak-kakak pendamping di sana.

Sahabat juga dapat melihat informasi lebih lanjut mengenai Share for Care di: https://www.facebook.com/shareforcar3Lombok dan  http://shareforcar3.blogspot.com/

Mari berbagi!

Tas Untuk Sahabat

(GMB)

Tas untuk Sahabat

Apa jawaban terbanyak kakak-kakak relawan saat ditanya, apa yang mendorong mereka bergabung dengan Sahabat Anak? Sebagian besar dari mereka hanya memberikan jawaban singkat, “Ingin berbagi dengan anak-anak”.

Ya. Semangat ingin berbagilah menjadi penyatu dari Gerakan Sahabat Anak. Fondasi yang bisa menggerakkan lebih dari 700 relawan aktif, yang melayani dan mendampingi hampir 800 adik marjinal dan jalanan di Jakarta. Gerakan yang terus tumbuh, berkembang jauh sejak mulai dirintis pertama kali di tahun 1997 lewat Jambore Anak Jalanan.

Yang jadi pertanyaan, dari mana semangat berbagi itu muncul?

Ada beragam pengalaman yang menjadi latar belakang . Seorang relawan memiliki pengalaman yang membekas dalam tentang gurunya, sesosok panutan dalam hidupnya yang telah menjadi penyelamat karena rela membayarkan masalah tunggakan uang sekolahnya. Kebaikan guru itu, memicu semangat berbaginya. Menjadi prinsip hidup, yang membuatnya menyatu dengan Sahabat Anak.

Di sisi lain, semangat berbagi itu muncul karena alasan yang sederhana. Seorang relawan selalu mengingat kebaikan penjaga perpustakaan SMP-nya, yang secara khusus memberi pinjaman buku lebih banyak setiap masa ujian tiba. Buku yang tidak mungkin bisa dibelinya karena keterbatasan ekonomi keluarga.

Tidak melihat besar-kecil, banyak-sedikit, rupa-harga, kebaikan-kebaikan yang ditebar oleh sang guru dan juga penjaga perpustakaan itulah yang telah menyemai semangat tersebut. Gerakan Sahabat Anak menyebar dan menyuburkannya. Hasilnya, bisa mengantarkan anak-anak seperti Rohanita, adik binaan Sahabat Anak Prumpung, dan juga Nining Maida, adik binaan Sahabat Anak Tanah Abang, menempuh pendidikan sarjana. Yang terpenting, kebaikan itu telah menumbuhkan semangat berbagi baru, mendorong mereka menjadi penerus estafet pembinaan untuk adik-adik di lokasinya.

Satu set "Tas untuk Sahabat"

Satu set “Tas untuk Sahabat”

Tas untuk Sahabat, program berbagi tas untuk anak-anak yang tinggal di pelosok tanah air adalah sarana, supaya semangat berbagi tersebut menyebar ke tempat yang lebih luas, menjangkau anak makin jauh. Gerakan Sahabat Anak tidak lagi eksklusif milik Komunitas Sahabat Anak. Ini sudah menjadi gerakan bersama yang menyatukan beragam simpul gerakan sosial pendampingan untuk anak yang telah menjangkau hingga ke Malang, Aceh, Lombok, Sulawesi, hingga Papua.

Bagi kita, yang di pusat kota, tas bisa dinilai sebagai sesuatu yang kecil. Tapi, belum tentu bagi anak-anak yang tinggal di kawasan terpencil. Justru, kami percaya, inspirasi akan gerakan berbagi ini makin tumbuh subur, dimulai, dijalin, berangkat dari hal-hal kecil.

(Sri Sadono)

A Bag For A Friend

What is the most common answer given by volunteers when asked, “What encouraged you to join Sahabat Anak?” Most of them will give a short answer, “I wanted to share something with the kids”.

Yes, this spirit to share with the children is the unifier of the Sahabat Anak Movement. A movement which has attracted more than 700 active volunteers – who serve and mentor almost 800 marginalized children in Jakarta, including street children. This movement has continued to grow and evolve since it was first initiated in 1997 through the Street Children Jamboree.

The question now is, “where did this sharing spirit come from?”

There are a variety of experiences that serve as motivation for people to join Sahabat Anak. One volunteer was motivated by an experience he had with a teacher who was willing to pay for his tuition arrears. The kindness of his teacher, who the volunteer describes as a role model and a life savior, was the trigger for his sharing spirit. It has been the volunteer’s life principle ever since, and has lead him to form a strong bond with Sahabat Anak.

The sharing spirit can also be passed on by small actions. One volunteer always remembers the kindness of his Junior High School librarian, who allowed him to borrow more books during each exam term than he was technically allowed. His family could never have afforded to buy the books due to their financial circumstances. It is clear that the sharing spirit can be motivated by a single event or numerous events, a small act of kindness or a large one, the giving of money or the giving of time.

Just like the kindness of the teacher and the librarian, the Sahabat Anak Movement has also helped spread and nurture the sharing spirit. As a result, Sahabat Anak has been able to help and support tutorial children like Rohanita, a former tutorial kid from Prumpung, and Nining Maida, a former tutorial kid from Tanah Abang, attend college. Importantly the kindness shown by Sahabat Anak volunteers has also fostered a new sharing spirit; it has motivated the tutorial children to pass on the baton by mentoring the younger kids in their tutorial areas.

A set of "A Bag for A Friend"

A set of “A Bag for A Friend”

A Bag For A Friend, a program to distribute bags (backpacks) to children living in the far corners of this country, is a means by which this sharing spirit can be spread even more widely. The Sahabat Anak Movement no longer belongs exclusively to Sahabat Anak Community; it is a collective movement which aims to unite the various social organizations for children across the country. Today the Sahabat Anak movement has reached as far as Malang, Aceh, Lombok, Sulawesi, and Papua.

Those of us who live in the city may consider one bag with school supplies as being quite a small thing – but this is not the case for children who live in remote areas. We believe that, through this program, the inspiration of this sharing movement will continue to bloom; starting from small things.

(Sri Sadono)