Monthly Archives: Mei 2014

KUTU BUKU jumps to Tangkahan

IMG-20140528-WA0009

On May 3, 2014, KUTU BUKU from Sahabat Anak had the opportunity to visit the English Club in Tangkahan, an area about 4 hours from Medan. Tangkahan is one of the protected forest areas on ​​the Leuser mountains.

English Club on Tangkahan is a place where the children from elementary and junior high school are learning English, playing together, doing several positive activities, knowing the environment, and reading books. The English Club was established in February 2014, but the learning activities had been started long before it was officially established. They started it with lack of facilities in an open space like a riverbank. Today, there are about 180 children who come regularly to the English Club. However, with only one class room and one administration room, they often still do some activities outdoors.

Tangkahan has now become a tourism destination for visitors who are interested in nature exploring activities. However, since a couple of years ago, this area has been threatened by illegal logging. It will take a while to change the mindset of the people to stop cutting down the trees and maintain the local nature for tourism.

Most of the children who come to the English Club are the children or part of the family of the Rangers and Guides, who help maintain the protected forest areas and guide the trekking activity. They have a big hope to continue the environmental preservation efforts in the future. In Tangkahan, there is only one elementary school, while the junior high school students have to commute by bus for about 2.5 hours to get to the school in the district. With the existence of the English Club, a good program, and informative books, hopefully the children’s thirst of knowledge will continue to be quenched.

When KUTU BUKU handed the donated books, the junior high school children, who were going to study, enthusiastically unpacked the boxes and read the books right away. No matter how small your contributions are, money or a book, they are highly valuable for Indonesian children, especially those in remote places of the country that are difficult to reach. Thank you for all Sahabat who have supported Indonesia children.

 IMG-20140528-WA0007

KUTU BUKU Loncat ke Tangkahan, Sumatra Utara

IMG-20140528-WA0009

Pada tanggal 3 Mei 2014 kemarin, Kutu Buku dari Sahabat Anak berkesempatan untuk mengunjungi English Club di Tangkahan, sebuah daerah sekitar 4 jam dari Medan. Tangkahan termasuk di dalam areal kawasan hutan lindung pegunungan Leuser.

 

English Club di Tangkahan merupakan tempat anak-anak SD dan SMP belajar bahasa Inggris, bermain bersama, beraktifitas secara positif, mengenal lingkungan hidup, dan membaca buku. Secara resmi, English Club ini baru berdiri sejak Februari 2014, namun kegiatan belajar sebelumnya telah dilaksanakan jauh sebelum itu dengan fasilitas seadanya dan di tempat terbuka seperti di pinggir sungai. Kini ada sekitar 180 anak yang datang secara rutin ke English Club. Dengan hanya 1 ruangan kelas, dan 1 ruang administrasi, sering kali kegiatan tetap harus dilaksanakan di luar ruangan.

 

Tangkahan kini telah menjadi destinasi pariwisata lingkungan bagi pengunjung yang tertarik menjelajah alam. Namun, beberapa tahun yang lalu, lingkungan ini terancam rusak karena banyaknya penebangan liar yang menghabiskan hutan. Butuh waktu yang lama untuk dapat mengubah cara pikir masyarakat untuk berhenti menebang dan menawarkan alam setempat untuk pariwisata.

 

Sebagian anak-anak yang datang ke English Club merupakan anak atau keluarga dari para ranger dan guide yang membantu menjaga kawasan hutan lindung dan memandu program trekking. Besar harapan bagi mereka untuk dapat meneruskan usaha pelestarian lingkungan hidup di masa yang akan datang. Di daerah Tangkahan, hanya terdapat 1 SD, sedangkan murid SMP harus berkendara 2.5 jam dengan bus untuk sampai ke sekolah di kecamatan. Dengan adanya English Club, program yang baik, serta buku-buku yang memperluas wawasan, mudah-mudahan kebutuhan dan kehausan mereka untuk ilmu pengetahuan dapat terus terpenuhi dengan baik.

 

Ketika Kutu Buku menyerahkan buku-buku bacaan, anak-anak SMP yang sedang datang untuk belajar dengan antusias membongkar dus yang diantar dan langsung membacanya di tempat. Sekecil apa pun kontribusi Anda, dalam bentuk donasi uang atau sebuah buku sangat berharga bagi anak-anak Indonesia terutama yang berada di pelosok-pelosok negeri yang sulit dijangkau. Terima kasih bagi para Sahabat yang memberikan dukungan bagi anak-anak Indonesia.

IMG-20140528-WA0007


KUTU BUKU jumps to Lombok!

Aktifitas di dalam kelas SD Filial

On 31 March, 2014 KUTU BUKU visited one of the recipients of the books that have been collected through the program Bookworm Sahabat Anak. The recipients of these books are located in the village of  Semoakan-Bayan, North Lombok. They are from the Filial Elementary School.

The trip to Filial Elementary School was a special experience forthe KUTU BUKU team who delivered the donated books. The team travelled off-road and up a mountainous track for about three hours to get to the new school. The school has bamboo walls and was built one year ago.

Filial Elementary School has 64 children divided into two classes. The school operates Monday until Saturday from 8.00 am–11.00 am and teaches basic lessons. Everyday the children walk about five kilometers to get to school. The children who attend are aged between eight and 14 years of age. Some of them are able to read but many cannot.

When the school was first established it hada teacher who was a senior high school graduate but since last year they have another teacher who goes to college and then teaches the children.

Besides classes, every two weeks the Filial Elementary students learn together with Share for Care community who introduced Sahabat Anak to the children. Share for Care is a fortnightly community run service in the village for teaching and playing. Now, they also have books to read.

Donated books will be transported to every school or park that Share for Care support in the region. In addition to reading books, they also need teaching resources to aid with creativity for the students to learn about writing, counting and creativity.

Thanks to friends who have supported the program KUTU BUKU.

 Let’s support this movement so the KUTU BUKU team can collect books and we can expand to another new area.

 

10176045_10154054881005604_288043531038510956_n

10250179_10154054888070604_2521477052750830413_n

 

Simsim

 

 

KUTU BUKU Loncat ke Lombok!

Aktifitas di dalam kelas SD Filial

Aktifitas di dalam kelas SD Filial

Pada tanggal 31 Maret 2014 kemarin Tim Kutu mengunjungi salah satu penerima buku yang berhasil dikumpulkan melalui program Kutu Buku Sahabat Anak. Penerima  buku-buku tersebut adalah SD Filial berlokasi di desa Semokan Sukadana-Bayan di Lombok Utara.

Perjalanan menuju tempat tersebut merupakan suatu pengalaman tersendiri bagi Tim Kutu yang mengantarkan buku ke lokasi. Tim harus menempuh perjalanan semi off-road dan mendaki gunung selama kurang lebih tiga jam untuk sampai di sekolah berdinding bambu yang baru berdiri selama satu tahun.

SD Filial menampung 64 anak dari kelas 1 dan 2. Dengan peralatan belajar seadanya, setiap Senin hingga Sabtu jam 8-11 pagi, anak-anak tersebut berjalan sejauh 5 km ke sekolah. Anak-anak kelas 1 dan 2 ini usianya antara 8 hingga 14 tahun. Sebagian sudah bisa membaca dengan terbata-bata dan masih banyak yang belum bisa membaca.

Tadinya sekolah ini hanya diajar oleh seorang guru tamatan SMA, namun syukurlah sejak tahun ini ada tambahan seorang pengajar lagi. Guru yang baik hati ini juga terus memperlengkapi diri, selesai mengajar di sekolah mengambil kuliah jurusan pendidikan guru di dusun terdekat.

Selain belajar tiap hari, sekali dalam dua minggu, siswa SD Filial belajar bersama komunitas Share for Care yang memperkenalkan Sahabat Anak dengan anak-anak ini. Share For Care merupakan komunitas yang secara terus menerus melayani tiap dua minggu sekali di desa ini untuk mengajar sambil bermain. Kini mereka juga mulai menyediakan buku-buku untuk dibaca.

Rencananya, buku-buku ini akan dibawa berkeliling di setiap sekolah/taman bacaan yang mereka dukung di wilayah tersebut. Selain buku bacaan, mereka juga membutuhkan alat bantu mengajar untuk mempermudah kreativitas siswa dalam belajar mengenal huruf, berhitung dan berkreasi.

Terima kasih kepada Sahabat yang sudah mendukung program Kutu Buku. Kiranya tidak hanya anak Indonesia, namun mereka yang berada di pelosok dapat menikmati “mewah”nya membaca buku.

Mari terus dukung gerakan ini, agar tim Kutu dapat mengumpulkan buku serta Kutu Loncat akan berkunjung ke wilayah berikutnya.

10176045_10154054881005604_288043531038510956_n

10250179_10154054888070604_2521477052750830413_n

Salam Sahabat,

Simsim

#KUTUBUKU2014

Selamat Hari Buku Nasional!

Kotak KUTU BUKU di salah satu Toko Buku Aksara

Kotak KUTU BUKU di salah satu Toko Buku Aksara

17 Mei adalah Hari Buku Nasional yang ditetapkan 34 tahun lalu, bersamaan dengan peresmian Perpustakaan Nasional di jalan Salemba. Saya yakin, Bapak dan Ibu penggagas Hari Buku Nasional memiliki harapan yang sama dengan kita kaum muda saat ini, yaitu menjadikan kegiatan membaca sebuah budaya, sehingga dari budaya tersebut akan tercipta generasi penerus yang membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik.

Salah satu hasil penelitan menyebutkan bahwa negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman, Jepang memiliki kesamaan, yaitu tradisi membaca yang begitu kuat. Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa ada kolerasi antara dimensi literasi dengan kemiskinan (UNESCO, 2005). 34 tahun sejak ditetapkannya Hari Buku Nasional, apakah membaca sudah menjadi budaya di Indonesia? Survey versi UNESCO menempatkan minat baca Indonesia ada di urutan 38 dari 39 negara. Bahkan, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa budaya membaca masyarakat Indonesia hanya 23.5% dari idealnya 80%. Dari data ini, membaca belum menjadi budaya di Indonesia. Banyak alasan kenapa hal ini bisa terjadi. Salah satunya adalah apakah semua masyarakat Indonesia sudah memiliki akses terhadap buku? Apabila di kota besar seperti Jakarta sudah memiliki akses yang cukup baik terhadap buku, bagaimana dengan keinginan untuk membaca? Bagaimana dengan mereka yang tinggal di luar Jakarta, di pelosok, yang haus akan ilmu dan informasi namun memiliki akses terbatas terhadap buku? Bagi sebagian kalangan masyarakat, terutama anak-anak, buku masih merupakan hal yang mewah.

Para relawan Sahabat Anak terus berusaha menularkan minat baca kepada adik-adik binaannya. Sejak awal tahun 2000, setiap area Sahabat Anak lokal sudah memiliki perpustakaan sendiri dengan buku-buku sederhana yang disumbangkan oleh Sahabat. Bagi adik-adik, buku adalah sumber ilmu, sumber inspirasi dan mimpi, serta penyemangat.

Tim KUTU BUKU 2014

Tim KUTU BUKU 2014

Buku-buku hasil donasi Sahabat

Buku-buku hasil donasi Sahabat

Sejak 12 Maret 2014, Sahabat Anak, dengan program KUTU (Kampanye Untuk Berbagi Buku), mengajak publik untuk berbagi buku ke Taman-taman Bacaan di pelosok Indonesia. Tujuannya adalah untuk menambah koleksi buku, menambah wawasan dan mengajak anak-anak untuk gemar membaca. Dalam kegiatan ini, masyarakat, terutama yang berdomisili di Jabodetabek,dapat menyumbangkan buku melalui Kotak BUKU yang terletak di beberapa lokasi di Jakarta:

  • Aksara Bookstore
  • Sekolah Citra Buana
  • Sekolah Dian Harapan
  • Serikat Karyawan Telkom,
  • Megaxus Infotech
  • Kopitiam – Grand Indonesia
  • Restaurant OchaBella
  • Restaurant Moovina
  • Bank Royal

 

Buku yang akan didonasikan memiliki beberapa kriteria, yaitu: buku dongeng/cerita, ensiklopedi, biografi, hobi, profesi, dengan syarat buku dalam kondisi baik, dalam arti masih layak baca. Sampai saat ini, sudah terkumpul 23 kardus buku dari Sahabat dan sebagian telah didistribusikan ke Taman Bacaan/Taman Bermain di beberapa daerah di luar Jakarta (Malang, Lombok dan Aceh) dan beberapa area Sahabat Anak Lokal. Dalam waktu dekat masih ada 2 daerah lagi yang akan kami kirimi buku-buku dari Sahabat.  Kami berharap dengan buku-buku yang terkumpul, anak-anak di luar Jakarta yang terbatas terhadap akses buku di daerahnya atau anak-anak marginal yang tidak punya akses terhadap kemewahan membaca buku, bisa memperoleh kesempatan membaca buku juga.

Sedianya Program KUTU ini akan berakhir hari ini, bersamaan dengan Hari Buku Nasional, namun kami memutuskan untuk memperpanjangnya sampai 31 Agustus 2014. Kami berharap dengan semakin banyaknya buku terkumpul makin banyak pula anak-anak Indonesia, khususnya di luar Jakarta, yang memperoleh kiriman buku dari Sahabat. Terima kasih untuk partisipasi Sahabat dalam program KUTU ini; kami tunggu kiriman buku selanjutnya.

Kami juga mengucapkan SELAMAT kepada para pemenang lomba foto KUTU dari Malang, Bengkulu dan Jakarta yang foto-fotonya lolos seleksi dari 57 peserta lain.

Juara 1 Lomba Foto KUTU BUKU 2014: "Cerita Penikmat Buku" oleh Muhammad Iqbal

Juara 1 Lomba Foto KUTU BUKU 2014: “Cerita Penikmat Buku” oleh Muhammad Iqbal

 

Books are the quietest and most constant of friends; they are the most accessible and wisest of counselors, and the most patient of teachers. ~Charles W. Eliot

 

Salam Baca dan Salam Sahabat!

Simsim/KUTU2014

 

KUTU BUKU Loncat ke Tangkahan, Sumatra Utara

Foto bersama tim KUTU BUKU bersama adik-adik di Tangkahan

Tim KUTU BUKU bersama adik-adik Tangkahan, Sumatera Utara

Keceriaan adik-adik Tangkahan, Sumatera Utara menerima donasi buku

Antusiasme adik-adik menerima buku bacaan

 Pada 3 Mei 2014 lalu, KUTU BUKU dari Sahabat Anak berkesempatan untuk mengunjungi English Club di Tangkahan, sebuah daerah sekitar 4 jam dari Medan. Tangkahan termasuk di dalam area kawasan hutan lindung pegunungan Leuser.

English Club di Tangkahan merupakan tempat anak-anak SD dan SMP belajar bahasa Inggris, bermain bersama, beraktifitas secara positif, mengenal lingkungan hidup, dan membaca buku. Secara resmi, English Club ini baru berdiri sejak Februari 2014, namun kegiatan belajar sebelumnya telah dilaksanakan jauh sebelum itu dengan fasilitas seadanya dan di tempat terbuka seperti di pinggir sungai. Kini ada sekitar 180 anak yang datang secara rutin ke English Club. Dengan hanya 1 ruangan kelas, dan satu ruang administrasi, sering kali kegiatan tetap harus dilaksanakan di luar ruangan.

Tangkahan, kini telah menjadi tujuan pariwisata lingkungan bagi pengunjung yang tertarik menjelajah alam. Namun, beberapa tahun yang lalu, lingkungan ini terancam rusak karena banyaknya penebangan liar yang menghabiskan hutan. Butuh waktu yang lama untuk dapat mengubah cara pikir masyarakat untuk berhenti menebang dan menawarkan alam setempat untuk pariwisata.

Sebagian anak-anak yang datang ke English Club merupakan anak atau keluarga dari para ranger dan guide yang membantu menjaga kawasan hutan lindung dan memandu program trekking. Besar harapan bagi mereka untuk dapat meneruskan usaha pelestarian lingkungan hidup di masa yang akan datang. Di daerah Tangkahan, hanya terdapat 1 SD, sedangkan murid SMP harus berkendara 2.5 jam dengan bus untuk sampai ke sekolah di kecamatan. Dengan adanya English Club, program yang baik, serta buku-buku yang memperluas wawasan, mudah-mudahan kebutuhan dan kehausan mereka untuk ilmu pengetahuan dapat terus terpenuhi dengan baik.

Ketika KUTU BUKU menyerahkan buku-buku bacaan, anak-anak SMP yang sedang datang untuk belajar dengan antusias membongkar dus yang diantar dan langsung membacanya di tempat. Sekecil apa pun kontribusi Anda, dalam bentuk donasi uang atau sebuah buku sangat berharga bagi anak-anak Indonesia terutama yang berada di pelosok-pelosok negeri yang sulit dijangkau. Terima kasih bagi para Sahabat yang memberikan dukungan bagi anak-anak Indonesia.

“SEKOLAH DATANG” for Future Generations

Hooray! There’s a MOBILE CLASSROOM COMING!

The need of a mobile unit to support the educational and health materials for Sahabat Anak’s children is now being met through the support of Bisolvon Indonesia. Through the “Partner in Care” program, Bisolvon Indonesia has provided a vehicle for the mobile unit we’re calling “Sekolah Datang”. The van has been modified to enable Sahabat Anak to provide storybooks, educational games and basic health services for the children. Bisolvon Indonesia’s Senior Brand Manager, Dewi Isnaniar, expressed the hope that this van will help the volunteers to provide educational needs in Sahabat Anak’s study areas.

The "SEKOLAH DATANG" Van

The “SEKOLAH DATANG” Van

On Sunday, 11 May 2014, the “Sekolah Datang” van launch ceremony was held at Bank Mandiri Museum, Kota Tua, Jakarta. The main guests of this event were Sahabat Anak’s children. The event was full of fun with impressive storytelling by Kak Awam Prakoso, a Tortor dance performance by the children from Sahabat Anak’s Children Activity Center (PKA), and a percussion show by the children from Sahabat Anak Cijantung. The children also enjoyed the company of Kak Nadia Mulya and Kak Astrid Tiar.

 

The cheerful color van

The cheerful color van

A percussion performance by the children from Sahabat Anak Cijantung

A percussion performance by the children from Sahabat Anak Cijantung

The enthusiasm of the children was as plain as a day when, one by one, they got into that cheerful yellow van to see the books inside. They were very keen in opening and reading the books while sitting around the car. Happiness was on their faces the whole day. They got lost in the story told entertainingly by Kak Awam. The children were full of spirit when, in groups, they played several games with the volunteers, and full of smiles every time they received gifts. “I’m happy! The event is exciting and enjoyable” said Wahyu, one of the children from Sahabat Anak Kota Tua. The same tone also expressed by Nanang, from Sahabat Anak’s Activity Center (PKA), when asked about the event: “I love to listen to the story told by Kak Awam, I’m happy to perform and to gather with other kids”.

Kak Nadia Mulya is taking 'selfie' with the kids

Kak Nadia Mulya is taking ‘selfie’ with the children

Kak Nadia Mulya, who accompanied the children throughout the event, also gave a positive comment, “I have really enjoyed the event. Everyone who’s involved — each of the volunteers, the medical team, the storyteller — is doing everything wholeheartedly and full of dedication. When it comes to education, you will always have my support”.

Hopefully, Bisolvon Indonesia’s involvement in supporting Sahabat Anak’s vision will be followed by more and more people. This van with cheery color, surely, will bring more cheers to the children and be useful in helping to provide their educational materials and health needs.

Come, CLASSROOM, COME! We welcome you with joy!

SEKOLAH DATANG Untuk Generasi Mendatang

Hore! Ada SEKOLAH DATANG!

Kebutuhan Sahabat Anak akan mobil operasional yang mendukung penyediaan materi pendidikan dan kesehatan bagi Adik-adik binaannya sekarang terpenuhi melalui kerjasama dengan Bisolvon Indonesia. Melalui program Partner in Care, Bisolvon Indonesia menyediakan mobil operasional yang diberi nama “Sekolah Datang”. Sekolah Datang adalah mobil yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa untuk membantu proses operasional Sahabat Anak dalam memenuhi kebutuhan pendidikan Adik-adik berupa buku bacaan, permainan edukatif dan pelayanan kesehatan. Senior Brand Manager Bisolvon Indonesia, Dewi Isnaniar, mengungkapkan harapannya bahwa mobil ini bisa membantu para relawan untuk menyediakan kebutuhan pendidikan ke area-area belajar Adik-adik binaan Sahabat Anak.

Mobil SEKOLAH DATANG

Mobil SEKOLAH DATANG

 

Minggu, 11 Mei 2014 lalu, telah dilaksanakan acara serah terima Mobil “SEKOLAH DATANG” di Museum Bank Mandiri Kota Tua, Jakarta. Tamu utama dari acara ini adalah Adik-adik binaan Sahabat Anak. Acara dimeriahkan dengan dongeng seru oleh Kak Awam Prakoso, persembahan Tari Tortor oleh adik-adik binaan Pusat Kegiatan Anak (PKA) Sahabat Anak, dan permainan perkusi oleh adik-adik binaan Bimbingan Belajar Cijantung. Selain Kakak-kakak relawan, Adik-adik juga ditemani oleh kehadiran Kak Nadia Mulya dan Kak Astrid Tiar.

Mobil SEKOLAH DATANG yang berwarna cerah ceria

Mobil SEKOLAH DATANG yang berwarna cerah ceria

Adik-adik dari Sahabat Anak Cijantung menampilkan kepiawaian mereka bermain perkusi

Adik-adik dari Sahabat Anak Cijantung menampilkan kepiawaian mereka bermain perkusi

 

Antusiasme Adik-adik terlihat jelas ketika mereka bergantian masuk ke mobil berwarna kuning cerah tersebut untuk melihat buku-buku yang tersedia di dalamnya. Mereka langsung terlihat asyik membuka dan membaca buku-buku sambil duduk di sekitar mobil. Keceriaan juga terus  terlihat dari wajah Adik-adik di sepanjang acara. Mereka mendengarkan, menyimak dan larut dalam dongeng yang dibawakan dengan apik oleh Kak Awam. Mereka juga penuh semangat bermain dengan Kakak-kakak relawan ketika dibagi dalam kelompok-kelompok, dan tersenyum lebar setiap kali mendapatkan hadiah demi hadiah. “Seneng! Acaranya seru, rame”, ujar Wahyu, adik binaan dari Kota Tua. Hal senada juga diungkapkan oleh Nanang, adik binaan Pusat Kegiatan Anak (PKA) ketika ditanya mengenai acara hari itu, “Seneng denger dongeng Kak Awam, seneng juga bisa ‘nari,  bisa ngumpul-ngumpul sama temen-temen yang lain juga”.

 

Kak Nadia Mulya berfoto 'selfie' bersama adik-adik

Kak Nadia Mulya berfoto ‘selfie’ bersama adik-adik

 

Kak Nadia Mulya, yang ikut serta menemani Adik-adik di sepanjang acara, juga berujar positif “Saya enjoy banget ngikutin alur acara hari ini. Semua yang terlibat, Kakak-kakak relawan, tim Dokter, pendongeng, terlihat sekali dedikasi dan hati mereka ke sini. Apapun yang menyangkut pendidikan anak, akan selalu saya sambut dan dukung dengan baik”.

Semoga keterlibatan Bisolvon Indonesia dalam mendukung terwujudnya visi Sahabat Anak dapat terus diikuti oleh semakin banyak pihak.  Selama setahun kedepan, tentunya mobil dengan nuansa warna ceria ini akan menambah keceriaan Adik-adik dan bermanfaat untuk membantu penyediaan materi pendidikan dan kesehatan.

Selamat datang, mobil SEKOLAH DATANG! Kami menyambutmu dengan senang!